Trenggalek,wartaindonesia.news– Tradisi Lebaran Ketupat yang telah turun temurun di Kecamatan Dorenan, Trenggalek, tetap menjadi puncak perayaan Hari Raya Idul Fitri di daerah tersebut. Walaupun kini tradisi ini telah meluas ke beberapa kecamatan lain di Trenggalek, Dorenan tetap menjadi pusat keramaian, dengan antusiasme warga yang tetap tinggi untuk bersilaturahmi.(Senin, 07/04/2025).
Lebaran Ketupat yang jatuh pada hari ke-8 setelah Idul Fitri, selalu dinantikan oleh warga setempat dan saudara-saudara yang datang dari luar daerah. Salah satu warga yang ditemui awak media mengatakan, “Saya datang ke Dorenan pas Lebaran Ketupat, selain untuk bersilaturahmi juga bisa menjadi wisata religi karena di sini ramai saat hari Ketupat,” ungkapnya.
Rif, salah satu pemilik rumah di Dorenan, menjelaskan bahwa persiapan untuk menyambut Lebaran Ketupat selalu maksimal. “Kami menyiapkan semuanya dengan baik untuk menyambut saudara yang datang. Dulu, saudara-saudara yang datang memang menunggu momen puncak hari raya, yakni pada hari Ketupat ini. Karena setelah lebaran pertama, banyak yang berpuasa Syawal, jadi saudara yang jauh datang setelah selesai puasa Syawal tersebut,” ujar Rif.
Meski kemacetan yang sangat padat sering terjadi, hal ini tak menyurutkan semangat warga dan saudara yang datang dari luar kota untuk saling bersilaturahmi. Tradisi ini menjadi momen penting yang menyatukan keluarga, kerabat, dan teman-teman dari berbagai daerah untuk merayakan kebersamaan.
Puncak keramaian dan kehangatan silaturahmi ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dan kehidupan sosial di Dorenan, Trenggalek, yang selalu dinanti setiap tahunnya.