Potensi UMKM Anyaman Bambu di Desa Sepatan, Kec. Gondang, Kabupaten Tulungagung: Usaha Turun Temurun dengan Harapan Alat Canggih

Tulungagung,wartaindonesia.news-Desa Sepatan, yang terletak di Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, memiliki potensi besar dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis anyaman bambu. Sejak dahulu, warga desa ini telah menghasilkan berbagai produk anyaman bambu seperti tampah, tledah, dan besek. Keahlian ini merupakan warisan turun temurun yang dilakukan mayoritas keluarga di desa tersebut.

Sebagian besar penduduk Desa Sepatan, sekitar 65% dari total jumlah penduduk, terlibat dalam usaha UMKM anyaman bambu. Setiap rumah tangga (KK) mayoritas membuat produk anyaman bambu sebagai mata pencaharian utama mereka. Namun, meskipun produk anyaman bambu memiliki permintaan yang cukup tinggi, mayoritas pelaku usaha di desa ini masih menggunakan alat tradisional untuk proses pembuatannya. Sebagai contoh, salah satu warga sebut saja Karyani yang diwawancarai oleh awak media WartaIndonesia.news mengungkapkan, “Semua ingin kalau ada alat yang canggih, mungkin bisa lebih maksimal dan praktis, tapi sampai saat ini nggak bisa, cuma tetap manual dengan alat seadanya seperti arit/sabit dan gergaji manual.”(Sabtu,22/03/2025).

Meskipun demikian, bantuan dari pemerintah desa berupa alat sederhana seperti gergaji, sabit, dan panggot telah disalurkan untuk mendukung para pelaku UMKM. Namun, alat yang tersedia hingga kini masih bersifat manual, yang tentu membatasi kecepatan dan efisiensi produksi.

Pak Supani, salah seorang perangkat desa yang juga pernah menjadi pelaku UMKM di Desa Sepatan, berharap agar ke depan ada teknologi yang lebih canggih untuk mendukung proses produksi. “Saya juga ingin kedepannya ada alat yang canggih yang bisa minimal buat mengupas bambu dan memotong,” harapnya.

Dalam hal produksi, rata-rata pelaku UMKM anyaman bambu di Desa Sepatan mampu menghasilkan sekitar 3 kodi (60 biji) produk per minggu. Harga per kodi dijual sekitar Rp 200.000. Produk-produk anyaman bambu ini kemudian dipasarkan melalui pengepul yang mendistribusikannya ke pasar-pasar lokal hingga luar kota. Beberapa juga dipasarkan secara daring.

Kepala Desa Sepatan, Sudarminto, mengungkapkan bahwa meskipun hasil dari usaha anyaman bambu ini tidaklah begitu besar, namun ini adalah pekerjaan yang menjadi warisan turun temurun yang telah dijaga oleh warga desa. “Memang itu sebenarnya nggak begitu banyak hasilnya, cuma karena itu usaha turun temurun tinggalan pini sepuh yang bisa buat anyaman bambu ini, paling banyak di Sepatan khususnya tampah. Dan selama masih dibutuhkan, tetap produksi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sudarminto menambahkan, “Anyaman bambu Desa Sepatan itu pekerjaan yang sakinah mawadah warohmah, artinya apa, bapaknya kerja bareng dengan istrinya, keluar pun jarang malam kerja tetap berdua. Jadi dari rasa itu tadi bisa untuk mencukupi kebutuhan walaupun kadang dituntut tuntutan yang lebih.”

Harapan besar dari pemerintah desa Sepatan adalah agar ke depannya pelaku UMKM anyaman bambu di desa ini bisa lebih dikenal luas. Setelah UMKM ini dipublikasikan, diharapkan lebih banyak orang yang mengenal produk unggulan Desa Sepatan, khususnya anyaman bambu tampah. Dengan semakin banyaknya pengenalan dan permintaan, diharapkan para pelaku UMKM dapat berkembang dan sejahtera.

Pemerintah desa berharap ada perhatian lebih dari pemerintah pusat atau pihak swasta untuk memberikan dukungan berupa peralatan modern yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Dengan demikian, Desa Sepatan dapat menjadi pusat produksi anyaman bambu yang lebih maju dan berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *