Pacitan,wartaindonesia-.news-Kasus dugaan manipulasi BBM terjadi di SPBU Ploso, Pacitan. Kejadian bermula pada Sabtu, 14 Desember 2024, ketika seorang pengguna jalan bernama Ndra mampir untuk mengisi bahan bakar mobilnya dalam perjalanan menuju Magelang. Ndra mengisi bensin seharga 200 ribu rupiah, namun setelah melanjutkan perjalanan sekitar 2-3 kilometer, ia merasa jarum indikator bahan bakar tidak naik seperti biasanya.
Curiga dengan hal tersebut, Ndra memutuskan untuk kembali ke SPBU Ploso untuk mengecek lebih lanjut. Setibanya di SPBU, Ndra mengungkapkan ketidakpuasannya melalui rekaman video yang ia buat, yang memperlihatkan bahwa jarum indikator bahan bakar hanya menunjukkan sekitar 100 ribu, bukan 200 ribu seperti yang dibayar. Ndra pun meminta pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan rutin di SPBU tersebut.
Pihak SPBU kemudian mengonfirmasi bahwa terjadi kesalahan pengisian, dengan jumlah pengisian tercatat hanya 100 ribu rupiah, meskipun Ndra membayar 200 ribu. Operator SPBU meminta maaf atas kelalaian tersebut dan mengembalikan uang 100 ribu yang seharusnya dibayarkan. Namun, kejadian ini memunculkan kecurigaan lebih lanjut, terutama karena pihak manajer SPBU sempat menghubungi Ndra untuk meminta maaf dan berusaha berdamai.
Namun, beberapa hari kemudian, Jupri, yang merupakan pengawas SPBU Ploso, mengirim pesan kepada Ndra melalui WhatsApp, mengatakan bahwa setelah pengecekan lebih lanjut, ternyata pengisian BBM benar-benar sesuai dengan 200 ribu. Alasan yang diberikan adalah operator yang kurang fokus pada saat kejadian.
Menanggapi kejadian ini, Setiawan,wakil pemilik SPBU Ploso, mengungkapkan bahwa jika ada kesalahan, pihaknya akan memperbaikinya dan memberikan sanksi kepada karyawan yang terlibat. Ia juga menyebutkan bahwa pengisian tanpa memberikan nota bon merupakan pelanggaran SOP yang harus segera ditindaklanjuti.
Kejadian ini menambah daftar keluhan pengguna SPBU Ploso yang juga muncul di ulasan Google, termasuk dugaan penjualan BBM bersubsidi menggunakan jerigen pada malam hari. Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan transparansi dalam pelayanan di SPBU, agar publik dapat terhindar dari potensi manipulasi BBM.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik, dan diharapkan akan ada tindakan tegas dari pihak berwenang untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.